Sepenggal Cerita Penulis

7:26 AM

Perjalanan melangkahkan kaki untuk menuntut ilmu -kuliah-

Aku bukanlah anak dari seorang yang kaya raya, tapi hanyalah seorang anak petani di sebuah desa terpencil yang mungkin jika dicari dipetapun tak ada. Aku ingin memulai cerita ini dari keinginanku untuk melanjutkan studi keperguruan tinggi setelah selesai dari pengabdian di sebuah pesantren yang berada di padang sidempuan. 

Awal perjalanan kuliahku di sebuah perguruan tinggi swasta yang berada di martapura, Sekolah Tinggi Agama Islam Darussalam Martapura, Kalimantan Selatan. Pertama kali aku melangkahkan kaki ke martapura sendirian untuk mendaftar kuliah serta mencari tempat tinggal disana. Melangkah dengan modal nekat tanpa ada kenalan siapapun pun, hanya ada satu orang tapi itupun tanpa tahu dimana tempat tinggalnya. hanya kebulatan tekad dan semangat yang menemani, ketika sampai di martapura akupun mulai mencari informasi tentang kosan yang terdekat, berjalan dari satu rumah kerumah yang lain, tanpa ada alat transfortasi. Hanya untaian langkah kaki yang setia menemani dalam setiap perjalanan. 

Setelah lelah dengan perjalanan, pada akhirnya dipertemukan juga dengan seseorang yang menawarkan tempat tinggal untuk satu kamar, posisi pintunya berada didepan yang langsung menuju halaman rumah, sehingga terpisah jalan masuk dengan pemilik rumah, walaupun masih menyatu dengan rumah sang pemilik. Sebuah kamar yang cukup untuk merebahkan diri dan untuk belajar, setidaknya lelah setelah pencarian berakhir dengan keberhasilan, walaupun harga yang ditawarkan lumayan besar untuk satu kamar. Sebuah kamar kecil yang dinding-dinding dan lantainya dihiasi oleh papan. Sedangkan dapur dan kamar mandi menggunakan kepunyaan pemilik rumah langsung, bisa dikatakan dapur bersama. 
Dari sinilah aku memulai langkah kecil untuk melanjutkan studi keperguruan tinggi. Titik awal sebuah perjuangan untuk memulai kehidupan dengan kemandirian dan jauh dari orangtua. Setelah mendapatkan tempat tinggal, aku coba untuk menghubungi kontak yang telah diberikan, dia adalah mahasiswa yang telah kuliah diperguruan tinggi temapat yang menjadi tujuanku untuk meraih mimpi. Dia adalah orang pertama yang kukenal di tempat perantaun, orang yang akan membantu proses pendaftaran kuliah. Tanpa kusadari ternyata dia tinggal berdekatan dengan tempat tinggal yang kutempati, sehingga memudahkanku untuk menuju tempat tinggalnya, hanya perlu beberapa langkah untuk sampai ketujuan.

Setelah pertemuan itu, aku diberikan sebuah sepeda legenda yang telah menemaninya kuliah untuk pertama kali, tetapi sekarang dia sudah punya sebuah sepeda motor, jadi sepeda itu diwariskan kepadaku. Aku menerimanya dengan perasaan bahagia, aku tak peduli dengan perkataan orang walaupun sudah mau menjadi seorang mahasiswa, tetapi masih memakai sepeda menuju kampus. Karena tujuan utamaku kuliah adalah untuk mencari ilmu bukan pamer harta, walaupun aku tak punya harta yang banyak jadi tak ada yang bisa dipamerkan. 

Ternyata sepeda itu sudah cukup lama tidak terpakai, bannyapun sudah kempes tak berangin, sehingga perlu sedikir perbaikin agar bisa dipergunakan kembali. Setelah dibawa kebengkel dan diperbaiki, sepedapun bisa digunakan untuk beraktifitas. Sebenarnya bersepeda bukanlah hal yang asing jika berada dimartapura, karena disana banyak santri yang menggunakan sepeda, baik untuk pergi kesekolah ataupun pergi kepengajian. Kota martapura sering disebut juga dengan kota santri, karena banyaknya santri yang datang dari berbagi wilayah untuk menuntut ilmu agama di pondok pesantren Darussalam martapura. Sebuah Pesantren yang telah lama berdiri dan memiliki ribuan santri yang datang dari berbagai wilayah dan telah melahirkan banyak ulama yang alim. 

Dengan adanya sepeda sangat membantu untuk perjalanan menuju tempat kuliah, bisa digunakan juga untuk mengikuti pengajin, karena hampir setiap malam selalu ada pengajian keagamaan yang dilaksanakan. Dengan bersepeda selain bebas bensin, juga bisa sambil olahraga agar badan sehat.

To be continue …. 

You Might Also Like

0 comments

berkomentarlah dengan bijak