Mahasantri: Kuliah sambil Santri
10:59 PMlihat juga : Mahasiswa dan Organisasi
Mahasiswa tidak hanya diserang dari segi budaya akan tetapi juga pemikiran, mereka yang tidak memiliki pondasi ataupun pendidikan yang baik akan mudah terpengaruh dengan pemikiran baru yang datang. Mereka akan terpengaruh dengan pemikiran yang bisa menyebabkan mudah menyalahkan orang yang tidak sepemikiran dengan mereka. Bahkan tidak sedikit yang menyalahkan dan menyerang guru atau ustadz yang pernah mengajari mereka pengetahuan agama. Oleh karena itu, maka orang tua harus bisa pintar dan selektif dalam memilih perguruan tinggi yang akan menjadi tempat anaknya kuliah.
Beberapa perguruan tinggi sudah mulai menyediakan asrama bagi para mahasiswa yang ingin bisa kuliah sambil menuntut ilmu agama. Karena seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, pendidikan tinggi juga berusaha untuk membuat perubahan dengan menggabungkan antara kecerdasan intelektual dan keagamaan. Seorang mahasiswa selain pintar dalam ilmu umum tetapi juga harus bisa dalam ilmu keagamaan, dengan harapan akan lahir ulama yang intelek atau intelek yang ulama. Dengan adanya asrama, mereka akan terjaga kehidupannya selama kuliah, selain itu mereka juga dibekali dengan ilmu agama yang berguna untuk kehidupan dimasyarakat. Sehingga ada keseimbangan antara keluasan ilmu dan dibarengi dengan ketinggian akhlak atau adab.
Mereka yang kuliah sambil belajar ilmu agama biasa disebut dengan mahasantri, yaitu mahasiswa plus santri. Jadi sebagai mahasiswa mereka harus belajar pengetahuan umum sedangkan sebagai santri mereka harus belajar pengetahuan agama. Sehingga terjadi keseimbangan antara ilmu agama dan ilmu umum, ini sesuai dengan ajaran agama untuk menyeimbangkan antara kebutuhan dunia dan akhirat. Mahasantri biasanya tinggal di asrama bersama teman-temannya, kehidupan yang ada sama persis seperti kehidupan di pesantren. Nilai-nilai yang diajarkan sesuai dengan nilai-nilai yang ada di pesantren, kegiatan yang ada juga layaknya santri. Kajian kitab kuning menjadi rutinitas yang tidak bisa dilepaskan dari kehidupan mahasantri. Mereka akan diberikan kajian tentang aqidah, fiqih, tajwid, nahwu, shorrof dan kitab lainnya.
Nilai utama yang diajarkan di pesantren adalah ketinggian adab, para kyai selalu menanamkan bahwa adab lebih tinggi daripada ilmu. Jika belajar dari ilmu padi, semakin berisi maka akan semakin merunduk, semakin seseorang itu berilmu maka harus semakin rendah hati. Begitu juga dalam kata mutiara arab yang menjelaskan bahwa setiap sesuatu akan menjadi murah jika banyak kecuali ilmu dan adab. Agama Islam sangat menaruh perhatian yang besar terhadap pendidikan adab, ada banyak karya ulama yang menjelaskan tentang pentingnya adab atau akhlak, diantaranya kitab ta'lim muta'alim, adabul 'alim wal al-muta'allim, kitab al washoya dan kitab lainnya.
lihat juga : Kepemimpinan: Makna dan Esensi
Mahasiswa dianggap sebagai kaum intelektual yang memiliki keilmuan lebih dibandingkan dengan masyarakat biasa. Tentu apa yang mereka lakukan dan katakan akan menjadi sorotan dan perhatian oleh masyarakat disekitar. Dengan ilmu agama yang mereka miliki, sehingga dapat memagari atau membentengi diri dari kebebasan berpikir dan bertindak. Mahasiswa diharapkan dapat memberikan manfaat bagi kehidupan masyarakat, baik itu dari segi keilmuan umum ataupun agama. Mahasiswa harus bisa menjadi cahaya yang menerangi sekitar tempat asal mereka, bisa menebarkan cahaya-cahaya keilmuan untuk orang disekitar. Oleh karena itu dengan adanya mahasantri diharapkan dapat berprestasi diakademik dan juga beprestasi ditengah masyarakat.
-ahmadalaspany-
0 comments
berkomentarlah dengan bijak