SEBUAH TITIK PERTEMUAN YANG MENGUKIR KENANGAN (2)
7:45 AMSelama mengajar di pondok mufidah santi asromo aku menemukan banyak kesan yang menarik. Diawali dari adanya pertemuan dengan para asatidz dan ustadzah yang luar biasa, berjumpa dengan para santri dan santriwati yang hebat, dan para asatidz dan ustadzah pondok mufidah santi asromo yang memberikan sambutan dan pelayanan yang baik. Pada saat pertemuan awal dengan para santri dan santriwati, setelah dilakukan pre-test ada timbul rasa pesimisme dalam diriku dengan hasil pre-test para santri yang tergolong kecil. Akan tetapi itu semua hilang diterpa angin seiring dengan terlihatnya semangat dan kemauan dari para santri untuk belajar bahasa arab, bahkan ada diantara mereka yang ketika berjumpa di jalan lalu bertanya tentang bahasa arab, hal ini menumbuhkan kembali rasa optimisku untuk terus memberikan mereka pelajaran yang terbaik. Selain itu sayup-sayup sudah terdengar para santri yang mempraktekan bahasa arab dalam percakapan, yaa walaupun masih bercampur dengan bahasa Indonesia, dan kadang malahbahasa sunda, akan tetapi kabar ini sudah menjadi sebuah kebahagiaan buat kami para tutor.
Pondok Mufidah Santi Asromo telah menjadi saksi bisu yang mempertemukan kami para asatidz dan ustadzah untuk saling berbagi pengalaman dan pengetahuan. Sebuah pondok yang terletak di tengah hutan dan diapit oleh dua desa yang didirikan oleh KH. Abdul Halim, pondok ini lah yang akan menjadi tempat dilaksanakannya kegiatan Arabic Camp selama dua minggu kedepan. Kami disatukan oleh bahasa arab, yaitu sama-sama untuk mengajar bahasa arab walau dengan background pendidikan yang berbeda, meskipun demikian tidak mencegah kami untuk saling bertegur sapa dan melempar senyuman satu sama lain, walau kadang senyum itu tidak terbalas olehnya, (sungguh menyedihkan). Kadang dengan segelas kopi hangat yang diseduh dengan rasa kesunyian, menghasilkan sebuah obrolan panjang hingga tengah malam, walau kadang pembahasan bukan hanya tentang pelajaran tetapi juga tentang masa depan. Dua minggu berlalu bukan tanpa perjuangan, berjuang untuk membuka kembali lembaran pelajaran yang telah berlalu bahkan terlupakan, tapi itu semua tidak menyurutkan semangat dan kemauan para asatidz dan ustadzah dalam mengulang pelajaran. Malam hari harus membuka kembali buku pelajaran untuk menyiapkan madah yang esok hari akan diajarkan, kadang pagi pun harus sibuk mencari arti bahasa arab walaupun harus bertanya kepada teman. Inilah semua kenangan yang takkan pernah terlupakan walau telah lama dipisahkan, tapi yakin akan ada kembali sebuah pertemuan yang penuh dengan candaan dan lawakan, walaupun mungkin sudah saling membawa pasangan atau masih setia dengan kesendirian.
Saya berpesan kepada para santri untuk terus belajar bahasa arab dan mempraktekannya dalam percakapan sehari. Belajar bahasa arab bukan soal dia pintar atau tidak, tapi soal kemauan untuk belajar dan mempraktekannya dalam percakapan sehari-hari. Seorang yang pintar tidak ada jaminan pintar berbicara bahasa arab jika dia tidak mau mempraktekannya dalam percakapan walau sedikit demi sedikit. Bahasa arab akan sulit jika dianggap sulit, dan akan mudah jika dianggap mudah. Oleh karena itu, melalui Arabic camp ini, santri dan santriwati diharapkan dapat mengikuti pembelajaran bahasa arab dengan mudah dan menyenangkan. Selain mereka belajar di dalam kelas, mereka juga bisa belajar di luar kelas, dengan diiringi nyanyian berbahasa arab, bahkan diselingi dengan game dan permainan yang menghibur.
Diakhir tulisan ini, aku ingin menyampaikan bahwa tidak ada pertemuan yang tidak diiringi dengan perpisahan, adapun kebersamaan yang abadi bukanlah di dunia yang fana ini akan tetapi akhirat adalah tempat kembali yang kekal abadi. Pujian sering kali melalaikan dan membuat terlena dan hinaan sering kali membuat seseorang terpuruk dan terpana. Semua takan terjadi jika diniatkan lillah ta'ala, pujian tidak akan membuatmu terbang, dan hinaan takkan membuatmu tumbang. Jadilah manusia yang ketika ada dianggap ada, dan ketika tiada diharap ada, merekalah yang selalu dirindukan dan diimpikan, sosok yang selalu memberi kesejukan dan ketentraman bukan mereka yang selalu membuat keributan dan perpecahan. Jadilah manusia yang selalu menebar manfaat dimanapun berada, walau kadang hanya mengajarkan alif ba ta tsa. Untuk membuat semua orang menyenangi kita adalah hal yang mustahil, bahkan baginda nabi yang mulia saja masih ada sosok yang memusuhi, apalagi kita yang hanya manusia biasa, yang tak pernah luput dari salah dan dosa. Kata pepatah "tak ada gading yang tak retak", begitupula tidak ada tulisan yang tak cacat atau yang sempurna, karena kesempurnaan hanya milik Allah. wallahu 'alam bi shawab
0 comments
berkomentarlah dengan bijak