SEBUAH TITIK PERTEMUAN YANG MENGUKIR KENANGAN (1)
7:40 AMPada suatu hari dipagi yang cerah dan dipenuhi dengan sejuknya embun, ditambah segarnya udara Pondok Mufidah Santi Asromo yang masih dikelilingi dengan hijaunya pohon-pohon bak permata hijau yang membentang, diiringi dengan kicauan burung yang saling bersahut-sahutan menambah indahnya pagiku, disisi lain aku mendengar suara yang menentramkan jiwa yang mendengarnya, yaitu suara santri putra yang sedang melantunkan asmaul husna di Masjid, suara itu semakin jelas terdengar karena letak masjid putra yang sangat berdekatan dengan kasepuhan, yang merupakan tempat istirahatku dan para tutor yang lainnya, tak kalah sayup-sayup suara santri putri dari masjid bawah pun terdengar ditelingaku membaca bacaan yang sama dan setelahnya dilanjutkan dengan shalat dhuha. Inilah rutinitas para santri setiap paginya sebelum mereka masuk ke kelas masing-masing dan memulai pembelajaran. aku yang baru selesai mandi dan duduk santai di shofa sambil menikmati secangkir kopi hangat dengan aroma gunung, dalam hatiku bergumam, "alangkah bahagianya hidup di pesantren, karena setiap kegiatannya mengandung pendidikan dan kebaikan".
Perlahan-lahan ku langkahkan kaki ini walau berat rasanya meninggalkan nikmatnya secangkir kopi yang masih hangat, tapi aku harus merelakan kopi yang akan menjadi dingin karena terlalu lama didiamkan tanpa ada sentuhan. Aku dan teman-teman yang lainnya pun melangkahkan kaki menuju lapangan putri yang terletak di belakang Masjid bawah, terlihat dengan jelas para santri sudah siap dengan barisannya masing-masing. ada ratusan mata memandang kepada kami yang sedang berjalan beriringan, entah apa yang ada dalam pikiran mereka. Perlahan tapi pasti, kamipun menuju barisan sesuai dengan arahan para asatidz, walau masih ada rasa malu yang menghinggapi, karena belum saling mengenal satu sama lain. acarapun dimulai dengan kata sambutan dari pihak pesantren sekaligus membuka kegiatan Arabic camp, setelahnya sambutan dari panitia Arabic camp dan perkenalan para tutor dihadapan para santri dan santriwati.
Cerita ini berawal dari sebuah pesan yang masuk, "salam ust Ahmad, posisi dimana ini?", pesan yang dikirim oleh ust Mikail, "menuju ponorogo ustadz", jawabku singkat yang ketika aku sedang dalam perjalanan menuju ponorogo atau tepatnya ke kampus unida gontor untuk persiapan wisuda, yaa aku akan diwisuda karena telah menyelesaikan studi pascasarjana kurang lebih selama dua tahun. "ada daurah dua minggu di Majalengka tanggal 29 juni-15 juli", terang ustadz Mikail kepadaku, yang pada intinya sebuah informasi dan ajakan untuk ikut menjadi salah satu tutor dalam kegiatan Arabic Camp. Namun ajakan itu tidak langsung ku iyakan, karena disisi lain aku juga punya tanggung jawab yang harus dipenuhi, yaitu kembali mengabdikan diri di kampus Institut Ummul Quro Al-Islami (IUQI) yang berada di leuwiliang bogor. Jadi untuk lebih meyakinkan dan memantapkan diri, akupun bertanya kepada teman yang juga akan mengabdi disana, "ustadz, kapan kita mulai aktif di kampus?", tanyaku kepada ustadz abdul aziz. "insyaallah bulan agustus ustadz", jawabnya singkat. Dengan ini menjadi jadi jelas bahwa bulan agustus aku belum ada kegiatan, akupun kembali mengirimkan pesan melalui whatsapp kepada ustadz Mikail, "Assalamu'alaikum Ustadz" tulisku, "Wa'alaikumussalam, kaifa ustadz Ahmad", jawab ustadz Mikail, "masih bisa ikutkah ustadz?", tanyaku kepada ustadz Mikail, yaa maksudnya masih bisa ikut kegiatan Arabic camp, "Masih ustadz Ahmad", terang ustadz Mikail. Seperti inilah awal cerita dari keikutsertaanku dalam kegiatan Arabic camp yang dilaksanakan di Pondok Mufidah Santi Asromo Majalengka.
0 comments
berkomentarlah dengan bijak