Kenapa 'Amr selalu dipukul Zaid ? Apa kesalahan 'Amr ?
2:49 AMAda kisah yang menarik dibalik contoh yang sering diungkapkan para pengajar nahwu, yaitu Dharaba Zaidun Amran (ضرب زيد عمرا). Amr dan Zaid adalah dua nama yang sering digunakan untuk contoh dalam pengajaran nahwu baik pada Jurumiyah, Imrithi ataupun kitab lainnya.
Kisah ini diceritakan dalam kitab An-Nadharat karya Syeikh Musthafa Luthfi bin Muhammad Luthfi Al-Manfaluti (Wafat 1343), jilid 1, hal. 307.
Dikisahkan bahwa pada masa pemerintahan Daulah Utsmaniyah ada seorang Gubernur yang bernama Daud Basya yang ingin belajar bahasa Arab, maka dipanggillah ulama Nahwu di kota tersebut untuk datang ke istana dan mengajarkan bahasa Arab kepada Gubernur. Sang ulama sering menyebut nama Aaid dan Amr dalam contohnya, hingga suatu ketika.
Sang Gubernur
bertanya: "Wahai Guru, apa kesalahan Amr sehingga Zaid bisa memukulnya
setiap hari? Apakah Amr kedudukannya lebih rendah dari pada Zaid sehingga bebas
memukulnya dan Amr tidak bisa membela dirinya?"
Gurunya menjawab:
"Tidak ada yang memukul dan tidak ada yang dipukul, Wahai Gubernur! Ini hanya
contoh saja yang dibuat oleh ulama nahwu untuk lebih memudahkan belajar
nahwu."
Namun jawaban guru tersebut
tidak memuaskan hati sang gubernur. Dia marah kepada sang guru dan langsung memanjarakannya.
Kemudian gubernur menyuruh bawahannya untuk mencari ulama nahwu lainnya yang
ada di kota tersebut, lalu mendatangkan ke istana. Sang gubernur mengajukan
pertanyaan yang sama kepada ulama tersebut, namun sang ulama juga tidak mampu
menjawabnya. Hal ini terjadi begitu selanjutnya, sehingga penjara dipenuhi
dengan para ulama nahwu dan sekolah-sekolah menjadi sepi.
Kemudian sang
gubernur memerintahkan bawahannya untuk mencari ulama yang paling alim di
Baghdad, Irak. Dihadirkanlah seorang ulama yang alim dan ahli dalam ilmu nahwu
dihadapan sang Gubernur.
Gubernur pun
bertanya: "Apa kesalahan 'Amr sehingga selalu dipukul Zaid."
Sang Ulama
menjawab: "Kesalahan 'Amr (عمرو) adalah
karena ia telah mencuri huruf wawu (و) yang
seharusnya milik anda (nama sang gubernur Dawud) (داود). Huruf
wawu yang ada pada 'Amr (عمرو) seharusnya ada pada anda Dawwud (داوود)
dengan dua wawu, namun karena dicuri oleh 'Amr, maka menjadi satu (داود). Oleh
karena itu, ulama nahwu menugaskan si Zaid untuk memukul 'Amr yang telah
mencuri wawu sang gubernur, sebagai hukuman atas perbuatannya."
Jawaban sang ulama
memuaskan hati sang gubernur dan memuji akan kealiman ulama tersebut. Kemudian sang
gubernur menawarkan hadiah apa saja yang diminta oleh sang ulama. Ulama itu pun
mengatakan bahwa dia memiliki satu permintaan yang sederhana.
"Aku hanya
meminta engkau agar membebaskan seluruh ulama yang telah dipenjarakan."
Gubernur pun
mengabulkan permintaannya dan segera membebaskan seluruh ulama yang dipenjarakan.
0 comments
berkomentarlah dengan bijak