HARAKAT DALAM AL-QUR'AN

2:42 AM

Al-Qur'an adalah kalamullah yang merupakan kitab suci umat Islam di seluruh dunia. Dia  merupakan rujukan dan pedoman dalam menjalankan segala hal dalam kehidupan di dunia ini. maka wajib bagi setiap muslim untuk dapat membaca dan memahami isi yang terkandung di dalamnya.



Tapi, apakah kalian tahu bahwa pada awalnya Al-Qur'an ditulis tanpa titik dan harakat, walaupun demikian masyarakat arab mampu membacanya. Mushaf Usmani dibaca tanpa titik dan tanda baca selama kurang lebih 40 tahun.

Setelah menyebarnya agama Islam ke seluruh penjuru dunia, maka kebutuhan akan titik dan harakat sangat diperlukan, karena ditemukannya beberapa kesalah bacaan yang berakibat fatal. Az-Zarkasyi mengutip pendapat Al-Mabrad yang mengatakan bahwa orang pertama yang meletakan titik-titik pada mushaf ialah Abu Al-Aswad Ad-Duali yang merupakan murid dari Ali bin Abi Thalib.[1]

lihat juga : sosok pencetus titik dalam al-quran

Dalam proses pembuatan titik pada al-Qur'an, Abu Al-Aswad membaca dan muridnya Abdi Al-Qais menulis, Fathah satu titik diatas huruf, kasrah satu titik dibawah huruf, dhammah satu titik diantara bagian yang memisahkan huruf (tengah), dan ghunnah berupa dua titik diatasnya.[2]



Titik harakat dengan warna merah dan titik pembeda dengan warna lainnya. Memberikan tanda pembeda antara huruf yang sama disebut dengan I'jam, menjadi ilmu I'jam Al-Quran.[3]

Dan pada akhirnya kemudian Al-Kholil membuat perubahan harakat, fathah dengan tanda sempang di atas huruf, kasrah berupa sempang dibawah huruf, dhammah berupa waw kecil diatas huruf, dan tanwin dengan tambahan tanda serupa, Tasydid berupa syin kecil.[4] sebagaimana yang kita baca sekarang ini.



Jadi, pada awalnya tanda harakat berupa titik merah, dan untuk membedakan huruf ba dan ta dengan titik hitam, bukan seperti yang sekarang ini ada dalam al-Qur'an. Wallahu a'alam

 



[1] Al-zarkasyi, hal.250

[2] Muhammad abd al-azim al-zarqany, manahilul irfan, beirut: dar al-fikr, 1988, jilid I dan II, hal. 401

[3] Kadar M. Yusuf, Studi Al-Qur'an, (Jakarta: Amzah, 2012), Hal, 6-7.

[4] Jalaluddin al-suyuti, hal. 168

You Might Also Like

0 comments

berkomentarlah dengan bijak