Mahasiswa dan Tipologinya

7:53 PM

Mahasiswa dan Tipologinya
Kampus menjadi tempat berkumpulnya para mahasiswa dengan berbagai latar belakang pendidikan dan karakter. Hal ini tentu mempengaruhi mereka dalam menjalani kehidupan di kampus untuk menuntut ilmu. Banyak keragaman yang ada pada mahasiswa dalam menyikapi kehidupan di kampus. Tetapi dibalik keragaman itu mahasiswa tetaplah sebagai kaum intelektual yang memiliki tanggung jawab untuk mengembangkan wawasan keilmuan disegala bidang. Secara garis besar, mahasiswa terbagi menjadi empat tipologi, yaitu:

  • Aktivis
Jika dilihat dalam kamus besar bahasa indonesia (KBBI) arti kata aktivis adalah orang (anggota organisasi) yang bekerja aktif mendorong pelaksanaan sesuatu atau berbagai kegiatan dalam organisasinya atau dalam arti lain seseorang yang menggerakan. Jadi aktivis adalah orang yang aktif dalam menghidupkan atau menjalankan sebuah organisasi, baik itu kegiatan ataupun roda keorganisasian. Didalam sebuah kampus tentu ada banyak organisasi yang bisa membantu mahasiswa dalam mengembangkan wawasan keilmuan dan keterampilan. Setiap mahasiswa memiliki kebebasan dalam menentukan dan memilih organisasi yang ingin diikuti, tanpa ada paksaan dari pihak manapun. Ada sebagian mahasiswa yang suka dan aktif didalam kegiatan organisasi, baik intra ataupun ekstra, mereka biasa disebut juga dengan aktivis. Mahasiswa yang seperti ini cenderung lebih suka dengan kegiatan organisasi dibandingkan dengan kuliah, maka tidak jarang mereka melalaikan kuliah. Ketika dihadapkan dengan dua pilihan antara kuliah dan organisasi, maka akan lebih memilih untuk organisasi. Mahasiswa seperti ini lebih suka kegiatan yang aktif dibandingkan duduk dikelas mendengarkan penjelasan Dosen. Akan tetapi jika mereka sudah cinta dengan organisasi, maka lelah pun tak terasa, duit habis pun tak berasa. Tetapi kadang karena keasyikan mereka dengan organisasi, menyebabkan mereka terlambat lulus kuliah. 

  • Hedonis
Jika dilihat dalam kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) arti kata hedonis adalah pandangan yang menganggap kesenangan dan kenikmatan materi sebagai tujuan utama dalam hidup. Dari pengertian ini sudah jelas bahwa yang menjadi tujuan mereka hanya memenuhi kesenangan materi. Mahasiswa yang seperti ini lebih suka bersenang-senang dan berfoya-foya, kuliah bukan menjadi yang utama tapi fashion lebih utama, aksesoris mahal lebih disukai. Mereka lebih suka menghamburkan uang hanya untuk kesenangan semata dan suka berbelanja barang walaupun tidak diperlukan. Mereka suka mengunjungi mall dan pusat perbelanjaan hanya untuk mencari barang yang diinginkan. Mereka yang seperti ini biasanya ekonominya diatas rata-rata atau termasuk orang yang kaya. Mereka hanya suka menyenangkan kehidupan mereka dengan materi, makanpun ditempat yang mahal. Tentu mahasiswa yang seperti ini jangan diikuti atau ditiru, karena tidak baik untuk kantong.

  • Akademisi
Jika dilihat dalam kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) arti kata akademisi adalah orang yang berpendidikan tinggi, maka bisa disimpulkan bahwa seorang akademisi adalah orang yang bergelut dengan keimuan terutama dalam bidang pendidikan. Jika didalam kampus, maka mahasiswa akademisi adalah mereka yang hanya fokus belajar dan mencari ilmu tidak memikirkan yang lain. Jadi mahasiswa seperti ini lebih banyak menghabiskan waktu diperpustkaan untuk membaca buku, karena mereka lebih suka berteman dengan buku, sehingga sering disebut dengan kutu buku. Mahasiswa seperti ini memang pintar dan selalu mendapatkan nilai yang tinggi didalam setiap ujian, akan tapi kurang pergaulan sehingga hanya memilki sedikit teman. Mereka tidak suka melakukan hal yang bisa mengganggu kuliah atau hal yang tidak bermanfaat. Mahasiswa seperti ini biasanya disayang Dosen karena pintar, rajin mengerjakan tugas dan nilainya yang tinggi.

  • Aktivis dan Akademisi
Kedua istilah tersebut sudah dijelaskan diatas, mahasiswa seperti ini adalah mahasiswa yang jarang ditemukan karena bisa aktif didua bidang, selain sebagai seorang aktivis organisasi dia juga seorang akademisi yang baik. Keaktifannya di organisasi tidak menyebabkan nilainya rendah, akan tetapi dengan aktif diorganisasi menjadikannya lebih aktif diperkuliahan. Karena dia menjadikan organisasi bukan sebagai penghalang dan alasan untuk tidak aktif kuliah, akan tetapi sebagai pendukung atau penunjang didalam keaktifan ketika kuliah. Ketika dihadapkan antara kuliah dan organisasi, dia menganggap keduanya sama pentingnya, akan tetapi dia akan memilih yang menjadi skala prioritas. Mahasiswa seperti ini pandai membagi waktu, antara waktu untuk kuliah dan waktu untuk organisasi. Mahasiswa seperti ini ingin berprestasi baik diakademik maupun diorganisasi.

Inilah beberapa tipologi mahasiwa, yang dapat sedikit menjelaskan tentang mereka. Tentu ada banyak tipologi lain yang belum dapat disebutkan oleh penulis. Setidaknya ini dapat mewakili. Kritik dan saran senantiasa penulis nantikan, sebagai jalan untuk perbaikan kedepannya.
-ahmadalaspany-

You Might Also Like

0 comments

berkomentarlah dengan bijak