Sebuah kesempatan yang datang
9:09 AM
Tak terasa
aku sudah mau diwisuda, hampir dua tahun rasanya berjuang di kampus Universitas
Darussalam Gontor. Kampus inilah tempat aku belajar pada program Pascasarjana
Pendidikan Bahasa Arab, sebenarnya ini bukan pilihan dan keinginanku sendiri
untuk kuliah di sini dan prodi ini, karena aku sendiri pada saat kuliah S1 di Prodi
Pendidikan Agama Islam, tentu berbeda dengan pendidikan bahasa arab. Yaa,
walaupun masih satu rumpun pendidikan.
Menjalani
kuliah Pascasarjana di unida bukanlah hal yang mudah, apalagi dengan jurusan
yang ku ambil adalah pendidikan bahasa arab, tentu selama proses perkuliahan
akan lebih banyak bahkan mungkin semua mata kuliah akan menggunakan bahasa arab
sebagai bahasa pengantar pembelajaran, ini bukanlah hal yang mudah bagiku,
apalagi dengan modal bahasa arab yang kumiliki sangat jauh dengan teman sekelas
yang rata-rata alumni Gontor, tentu bahasa arab mereka lebih baik dibandingkan
dengan ku, apalagi jurusan yang saya ambil adalah Pendidikan Agama Islam yang
bahasa pengantar perkuliahannya adalah bahasa Indonesia dan skripsi pun
menggunakan bahasa Indonesia, yaa, bisa dibilang saya sudah lama tidak
menggunakan bahasa Arab semenjak lulus dari pondok, kira-kira hampir delapan
tahun sudah berlalu, ketika di pondok pun bahasa arabku bukanlah termasuk
golongan yang bahasa arabnya bagus, yaa bisa dibilang bahasa arab yang
pas-pasan.
baca juga : my student my wife
…
Ada cerita yang
menarik proses perjalanan ku sebelum kuliah di unida gontor, masing hangat
dalam ingatanku, ketika itu salah satu diantara teman ku membagikan informasi
tentang beasiswa dari pondok, pada intinya dicari satu orang yang siap untuk
dikuliahkan S2 dan setelah selesai harus kembali ke kampus untuk mengabdikan
diri. Setelah membaca pengumuman tersebut aku pun merasa tertarik karena memang
dalam diriku ada keinginan untuk melanjutkan studi Pascasarjana, kucoba menghubungi
nomor handphone yang tertera dalam pengumuman tersebut untuk menggali lebih
jauh informasi tentang beasiswa tersebut. Setelah kutanyakan beberapa hal, lalu
kusudahi percakapan itu, tapi masih ada hal yang masih mengganjal dalam hatiku
karena saat itu aku sedang mengajar di pondok keluarga yang baru dibangun dan
rencananya akan di jadikan kepala sekolah SMP yang masih kosong saat itu,
akupun masih dilanda kebingungan dengan pilihan ini, tapi disatu sisi yang
kupikirkan adalah kapan akan ada kesempatan seperti ini lagi, mungkin ini
kesempatan yang jarang dan ditemukan dan mungkin tidak ditemukan lagi kemudian
hari, untuk lebih meyakinkan dengan pilihan aku berdiskusi dengan kakak ku dan
pada akhirnya ku putuskan untuk lebih memilih mengambil beasiswa kuliah Pascasarjana,
karena ini merupakan harapan dan cita-cita yang selalu kuinginkan bisa lanjut
studi.
to be continued ......
0 comments
berkomentarlah dengan bijak